Xaverius Aryan Gondokusumo, Fransiskus (2013) Perancangan Buku Ilustrasi 7 Iblis Dosa Besar. Diploma thesis, Universitas Komputer Indonesia.
Full text not available from this repository.
Agama Katolik merupakan salah satu agama monotheisme yang diakui dunia. Agama Katolik mempunyai keragaman cerita menarik untuk mendukung ajarannya. Salah satunya adalah ajaran perihal Dosa dan Iblis. Dosa adalah segala perbuatan jahat yang melanggar perintah agama, dan Iblis adalah sesosok tenaga spiritual yang mendorong manusia untuk jatuh ke dalam dosa, iblis diceritakan pula tinggal di dalam neraka, bertugas sebagai algojo penjagal jiwa manusia yang masuk ke dalam neraka sekaligus sebagai musuh abadi dari Tahta Langit. Dalam perkembangan selanjutnya, 7 nama iblis dihubungkan dengan 7 Dosa Besar yang mewakili sifat dasar manusia. Berdasarkan fenomena yang telah dipaparkan tersebut, tercetuslah sebuah gagasan untuk membuat media yang menginformasikan perihal 7 Iblis Dosa Besar. Untuk lebih mempermudah pembaca dalam memahami sosok Iblis Dosa Besar, maka buku yang dirancang akan dipenuhi oleh ilustrasi.
Dosa Besar Yang Membinasakan
Kemudian perkataan penulis Rahimahullahu Ta’ala, “7 perkara yang membinasakan.” Di sini terdapat perhatian dalam perkara-perkara yang akan disebutkan tersebut. Karena tatkala beliau menyebutkan dosa-dosa besar yang membinasakan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut berjumlah 7.
Jadi seandainya Anda telah mendengar ada 7 perkara yang membinasakan, namun setelah Anda hitung ternyata hanya ada enam perkara, tidak 7 sebagaimana disebutkan di awal, maka pasti Anda akan berkata dalam diri Anda bahwa masih ada satu hal yang belum disebutkan. Dan kalau seandainya tidak disebutkan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut ada 7, maka mungkin akan terlewat faidah dari kita sebagian dari perkara-perkara yang membinasakan tersebut karena kita tidak memperhatikan.
Oleh karenanya inilah diantara faidah disebutkan bilangan di awal hadits tersebut. Tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada 7 perkara yang membinasakan. Tujuannya agar kita benar-benar memperhatikan poin-poin yang akan disebutkan setelah penyebutan angka secara global tersebut. Bahkan didalam banyak hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena perkara tersebut akan membantu seseorang untuk bisa memahami hakikat ilmu dan bisa menghafalkan poin-poin yang disebutkan setelah penyebutan angka tersebut.
Kemudian tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan ada 7 perkara yang merasakan, maka bilangan 7 tersebut bukan untuk pembatasan atau bahwasanya dosa besar hanya sebatas 7 perkara. Karena datang dalam hadits-hadits yang lain bahwasanya ada amalan-amalan yang termasuk dalam kategori dosa besar yang tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Contohnya adalah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala beliau bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
“Perhatikanlah, maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para Shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu“” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan kita perhatikan bahwasannya dosa durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu itu tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Namun keduanya termasuk kedalam dosa besar dengan nash hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karenanya bahwasanya dosa-dosa besar itu jumlahnya lebih dari 7. Bahkan sebagaimana dalam atsar Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau pernah mengatakan bahwasanya dosa-dosa besar itu dekat ke angka 70 (artinya sangat banyak). Bahkan kata Syaikh, perkataan Ibnu Abbas bahwasanya dosa besar itu dekat ke angka 70 ini pun bukan batasan bahwasanya dosa besar hanya sebatas 70. Namun kata beliau bahwasanya dosa-dosa besar lebih dari angka yang disebutkan.
Perkara terpenting yang harus kita perhatikan di dalam masalah ini adalah mengetahui tentang kaidah apa yang dimaksud kedalam dosa besar. Dan dosa-dosa apa yang masuk ke dalam kategori dosa besar. Kita harus tahu kaidahnya agar kita bisa membedakan antara dosa besar dengan dosa kecil.
Adapun dosa besar adalah setiap amalan yang diawali dengan laknat atau dengan ancaman, diharamkan dari surga Allah Subhanahu wa Ta’ala atau dengan ancaman untuk masuk ke dalam neraka atau setiap amalan yang diawali dengan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala atau setiap amalan yang pelakunya dilaknat oleh Allah atau imannya ditiadakan atau setiap amalan yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukan termasuk golongan kami, maka indikator-indikator diatas merupakan alamat bahwasanya amalan-amalan tersebut masuk dalam kategori dosa besar. Ini kaidahnya. Juga ditambah dengan amalan-amalan yang memang datang nash secara langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau dalam Al-Qur’anul Karim bahwasanya perkara tersebut masuk kedalam bagian dari dosa besar.
Beelzebub (Kerakusan)
Beelzebub adalah iblis yang mewakili dosa kerakusan. Ia dikenal sebagai “Lord of Flies” karena mempunyai kemampuan untuk terbang. Ia bertugas untuk membuat manusia menjadi rakus, tamak, banyak makan dan pilih-pilih terhadap makanan.
Kajian Ilmiah Tentang Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan
Kita masih di pelajaran yang ke-17 yaitu pelajaran tentang mewaspadai kesyirikan, memperingatkan manusia dari bahaya kesyirikan serta macam-macam dosa dan maksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Berkata penulis Rahimahullahu Ta’ala, “Waspada serta mengingatkan orang lain.” Kita mewaspadai untuk diri kita pribadi dan kita berusaha memperingatkan orang lain dari bahaya dosa kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbagai macam jenis maksiat. Dan diantara jenis maksiat tersebut adalah 7 perkara yang membinasakan seorang hamba.
Kemudian penulis Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan satu per satu dari 7 perkara tersebut. Dan penyebutan 7 hal yang membinasakan tersebut telah datang dalam sebuah hadits didalam Ash-Shahihain Bukhari dan Muslim dari Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beliau pernah bersabda:
اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ
“Jauhilah oleh kalian 7 hal yang membinasakan.”
Maka para Sahabat bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ ، وَمَا هُنَّ ؟
“Ya Rasulullah, apa 7 hal tersebut?”
Maka Nabi yang mulia mengatakan:
لشِّرْكُ بِاللَّهِ ، وَالسِّحْرُ ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيمِ وَأَكْلُ الرِّبَا ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ ، وَقَذْفُ الْمُحْصِنَاتِ الْغَافِلَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ
“Dosa kesyirikan kepada Allah, dosa sihir, dosa membunuh seorang jiwa yang diharamkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melainkan dengan alasan yang hak, dosa memakan harta riba, dosa memakan harta anak yatim, dosa berpaling dari medan perang dan dosa menuduh seorang wanita Muslimah yang terhormat dengan tujuan yang keji.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kata Syaikh bahwa makna اجْتَنِبُو artinya jauhilah perkara-perkara tersebut. Dan hendaknya Anda berada di sebuah sisi yang sangat jauh dari perkara-perkara tersebut. Sebagaimana perkataan Khalilurrahman Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam dalam sebuah do’a yang beliau panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ الْأَصْنَامَ
“Ya Allah jauhkanlah diriku beserta anak cucuku dari menyembah berhala.” (QS. Ibrahim[14]: 35)
Kemudian maknanya “jadikan antara diriku dengan menyembah berhala-berhala tersebut jarak yang sangat jauh.” Oleh karenanya kewajiban atas setiap Muslim hendaknya dia menjadikan dirinya jauh dari setiap dosa-dosa besar dan menjadikan dirinya jauh dari segala sebab dan segala jalan yang bisa mengantarkan dirinya untuk jatuh kedalam dosa-dosa besar tersebut. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tatkala melarang kita dari dosa-dosa besar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang kita untuk mendekati dosa-dosa tersebut dan Allah perintahkan kita untuk menjauhinya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِن تَجْتَنِبُوا كَبَائِرَ مَا تُنْهَوْنَ عَنْهُ
“Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar diantara dosa-dosa yang dilarang mengerjakannya.” (QS. An-Nisa[4]:31)
Pada ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَىٰ
“Dan janganlah kamu mendekati zina.” (QS. Al-Isra[17]: 32)
Dan dosa-dosa besar dikatakan sebagai perkara-perkara membinasakan karena memang dosa-dosa tersebut akan membinasakan pelakunya di dunia dan akhirat. Adapun di dunia, maka dengan adanya hukuman-hukuman yang sangat berat yang akan diterima oleh pelaku dosa besar tersebut. Adapun di akhirat, maka dengan adanya hukum-hukuman dan siksa yang sangat keras yang Allah sediakan bagi mereka di hari kiamat nanti.
Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, google+, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum
Dapatkan informasi dari Radio Rodja 756 AM, melalui :
Telegram: t.me/rodjaofficialFacebook: facebook.com/radiorodjaTwitter: twitter.com/radiorodjaInstagram: instagram.com/radiorodjaWebsite: www.radiorodja.com
Dapatkan informasi dari Rodja TV, melalui :
Facebook: facebook.com/rodjatvofficialTwitter: twitter.com/rodjatvInstagram: instagram.com/rodjatvWebsite: www.rodja.tv
DOSA menjadi tindakan menyimpang yang dilakukan manusia dari hukum kehendak. Terdapat dua klasifikasi jenis dosa yang ada di dalam Alkitab, yaitu dosa ringan dan dosa mematikan.
Berbagai terminologi dosa di dalam Alkitab, seperti dosa hati, dosa pikiran, dosa mulut, hingga dosa perbuatan. Disayangkan manusia banyak yang melakukan dosa di dalam kehidupannya.
Baca juga: Teks Pengakuan Iman Rasuli Kristen Protestan dan Katolik
Dimulai sejak abad keempat di mana seorang biarawan Kristen, Evagrius Ponticus menggarap delapan pikiran jahat di antaranya kesombongan, nafsu, kemarahan, keserakahan, kesedihan, kemalasan, kerakusan, dan kebanggaan.
Awalnya gagasan ini hanya ditujukan kepada biarawan lain bukan untuk khalayak umum. John Cassian adalah murid Ponticus yang membawa ide dan gagasan ini ke gereja barat untuk diterjemahkan dari bahasa Yunani ke bahasa Latin.
Baca juga: Tips Memilih Kado Natal dan Contohnya untuk Anak Cowok dan Cewek
Gagasan pemikiran Ponticus pada abad keenam kembali diatur St. Gregorius Agung di mana akan menjadi Paus Gregorius I. Gagasan Ponticus mengubah sifat kemalasan diganti menjadi iri hati.
Penguasa merupakan gambaran kesombongan bagi Gregorius. Namun seorang Teolog, Thomas Aquinas pada abad ke-13 melakukan penyuntingan pemikiran itu dalam Summa Theologica (berupa ringkasan teologi).
Melalui penyuntingan Teolog Aquinas kembali masuknya kemalasan dan menghapus kesedihan. Ia juga menjadikannya sifat kesombongan sebagai dosa tertinggi dari tujuh dosa besar manusia.
Dari Aquinas lahir konsep tujuh dosa besar. Di antaranya kesombongan, ketamakan, kemarahan, iri hati, Hawa Nafsu, serta kemalasan.
Secara harfiah konsep ketujuh dosa besar mematikan ini bukanlah dosa yang dapat membuat manusia meninggal ketika melakukannya. Melainkan ketika manusia melakukannya akan berpotensi melahirkan dosa yang lebih serius, berlawanan dengan Tujuh Kebaikan Katolik atau Seven Virtues of Catholicisme.
Seven Virtues of Catholicisme merupakan ajaran Katolik dalam melakukan kebajikan. Tujuh Kebaikan terdiri dari Humility (kerendahan hati), Chastity (kesucian), Liberality (kemurahan hati), Temperance (kesederhanaan), Patience (kesabaran), Diligence (kerajinan), dan Kindness (kebaikan).
Contohnya seperti, ketika manusia dikuasai oleh kerakusan, manusia akan merasa tidak puas dan terus mencari kerasukan dengan berbagai cara. Manusia akan mencuri bahkan sampai membunuh supaya mendapatkan apa yang diinginkan. Kerakusan ini menjadi pemicu penyebab kejahatan lain.
Setelah mengetahui sejarah tujuh dosa besar, maka selanjutnya adalah pemaparan lebih lanjut tujuh dosa besar yang dilakukan oleh manusia, di antaranya:
Kesombongan merupakan puncak dari sebuah dosa besar yang dapat dilakukan oleh manusia. Kesombongan adalah dosa paling berbahaya bagi manusia. Sifat sombong merupakan sifat menyakiti atau terlalu berlebihan terhadap kemampuan diri seseorang, serta merasa dapat menyandingi kekuatan Tuhan Maha Kuasa.
Kesombongan diri akan menguasai manusia dengan merasa paling benar dan berkuasa di muka bumi. Keyakinan memang diberikan oleh Tuhan kepada manusia namun hanya dengan batas wajar. Sifat berlebihan akan membuat manusia terjebak dan dapat menghancurkan dirinya.
Sulitnya membedakan percaya diri atau malah kesombongan diri, kesombongan akan hadir ketika seseorang memposisikan diri sebagai manusia yang lebih unggul dibanding manusia lainnya. Maka dari itu, perlunya membangun kesadaran bahwa setiap kenikmatan anugerah merupakan pemberian dari Tuhan, perbanyak bersyukur, hingga jangan mengagungkan kebaikan diri kepada orang lain.
Ketamakan atau keserakahan merupakan hasrat diri untuk memiliki kenikmatan dunia yang berlebih. Orang serakah biasanya tidak mau berbagi sesama manusia bahkan hewan. Manusia dengan sifat serakah akan melakukan apapun demi mendapatkan harta, bahkan rela menyakiti diri demi menghemat agar mempunyai harta kekayaan yang lebih banyak.
Bahkan tidak jarang banyak manusia serakah yang berani mengambil hak orang lain demi kekayaan untuk dirinya. Keserakahan dapat diatasi dengan selalu mengingat bahwa kekayaan, jabatan, status sosial hanyalah hal sementara yang diberikan oleh Tuhan. Manusia merupakan makhluk sosial yang saling membutuhkan bantuan orang lain, maka dari itu selalu berpikir bahwa tanpa bantuan dan memberikan bantuan tidak akan ada kehidupan di dunia ini nantinya.
Ketidak puasanya diri dan merasa gusar melihat orang lain mendapatkan kenikmatan serta kelebihan orang lain merupakan sifat dari iri hati. Iri hati merupakan sifat dimana hati tidak merasa senang ketika orang lain memiliki kekuatan, harta, prestasi, jabatan, kekuasaan, serta harta. Iri hati dapat di atasi dengan cara bersyukur atas apa yang sudah di hasilkan.
Amarah atau marah merupakan sebuah respon alami yang dimiliki setiap manusia saat mendapatkan ketidakadilan atau mendapatkan pengecewaan dari orang lain. Kemarahan dalam Katekismus menyebutkan marah dapat melukai bahkan membunuh manusia lain dengan sengaja. Manusia yang dikuasai kemarahan akan merusak akal pikiran hingga melupakan norma sosial.
Amarah dapat direndam dengan kesabaran dalam menghadapi keadaan. Rajin beribadah dapat mendekatkan diri terhadap Tuhan agar selalu ingat bahwa Tuhan bersama manusia yang sabar dalam menghadapi segala keadaan. Mengalihkan amarah juga dapat dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif seperti berolahraga serta mencari hobby yang disukai untuk ditekuni.
Nafsu yang berada bagian dari tujuh dosa besar merupakan nafsu birahi di mana keinginan dalam seksual terlalu berlebihan. Sejatinya nafsu dan seks adalah dua hal yang berbeda. Seks merupakan bagaimana cara manusia untuk memperoleh keturunan dalam pernikahan. Sedangkan nafsu adalah keinginan birahi untuk mendapatkan kenikmatan seks yang berlebih.
Berpikir secara kotor, merasa kurang puas, pergaulan bebas merupakan ciri-ciri manusia yang dikuasai nafsu. Manusia dapat menghindari hawa nafsu dengan cara tidak melihat gambar ataupun film dewasa. Perbanyak kegiatan positif hingga memperdalami ilmu keagamaan.
Rakus menjadi sebuah dosa besar ke enam pada manusia, rakusnya manusia dapat dilihat dari cara makan, orang rakus akan melihat dan membeli makanan dengan berlebih. Padahal apa yang dimakan tidak sebanyak dengan yang di pesan atau diambil. Rakus ditandai juga dengan membeli makanan yang terlalu mahal tanpa memperlihatkan keadaan keuangan, makan berlebih, serta makan sebelum waktunya.
Haus akan jabatan, kekuasaan, harta bisa juga dikaitkan dengan kerasukan. Dalam mencegah sifat rakus haruslah berdoa sebelum makan serta melakukan kegiatan. Selalu bersyukur atas pemberian tuhan agar tidak mengambil hal orang lain.
kondisi ketidakpedulian terhadap apa yang ada di sekitar, malas menjadi dosa besar dikarenakan akan membuat manusia gagal dalam setiap kegiatannya. Mudah menyerah, ceroboh, tidak ada hasrat melakukan kegiatan, melakukan pekerjaan setengah hati merupakan sebuah kemalasan.
Hidup disiplin dan teratur dapat menjadi salah satu penghindar rasa malas yang melekat pada diri manusia. Selain ketujuh dosa tersebut, ternyata dosa-dosa tersebut diwakili oleh tujuh iblis yang memiliki kekuatan tertinggi di neraka.
Para iblis ini awalnya adalah malaikat Agung yang hidup di surga, namun mereka melakukan pemberontakan hingga menentang Tuhan sehingga terjadilah peperangan. Maka dari itu iblis-iblis ini dijatuhkan ke dalam neraka bersama lucifer.
Satan/Amon (kemarahan)
Amon merupakan wujud dari iblis murka dan marah. Digambarkan dengan sosok menyedihkan serta menjijikan. Bertugas memantik amarah yang ada pada manusia.
Iblis ini bertugas mengalirkan hasrat seksual manusia, ketika sudah terjebak godaannya maka manusia akan terjebak ke dalam neraka kedua selamanya. Iblis dengan memiliki ajukan sebanyak 72 pasukan. Digambarkan dengan tiga kepala, kepala pertama menyerupai banting, kedua laki-laki dengan mahkota, serta kepala terakhir menyerupai domba jantan.
Asmodeus juga memiliki mulut yang bisa menyemburkan api dan ekor ular. Dalam kitab Tobit menceritakan bahwa Asmodeus awalnya jatuh cinta kepada wanita bernama Sarah, namun Sarah sudah mempunyai suami dan demi mendapatkan harinya, Asmodeus rela membutuh ke tujuh suami Sarah. Setelah dikalahkan oleh Tobias, Asmodeus diangkat menjadi iblis saat dibuang ke neraka karena Asmodeus mewakili dosa nafsu.
Lucifer (Kesombongan)
Lucifer merupakan bahasa Latin dengan arti Pembawa Cahaya, Lucifer juga menjadi sebuah nama Planet Venus atau Bintang Fajar. Iblis tertinggi di neraka ini merupakan iblis terkuat yang ada. Dahulu Iblis ini merupakan malaikat Agung, Lucifer dengan kesombongan hingga menentang Tuhan membuatnya dibuang ke dalam neraka.
Iblis dengan gambaran ketamakan dari kekayaan dan keserakahan. Mammon akan menjadikan manusia sebagai budak. Manusia-manusia rakus akan uang, suka menipu, sering merugikan orang, pelit, serakahlah yang akan dijadikan budak oleh Mammon di neraka.
Iblis dengan penggambaran monster laut besar dan menyimpan pintu neraka di mulutnya ini merupakan iblis yang Mewakili iri hati. Iblis ini akan menggoda pria merupakan tugasnya agar melakukan penghujatan. Iblis ini bertanggung jawab untuk memberi hukuman kepada manusia yang iri hati dengan cara memakannya.
Actions (login required)
BerkaryaTulis.com, Mitos - 7 iblis yang mewakili tujuh dosa besar Kali ini aku mau bikin per Simbolon dari masing-masing dosa, iblisnya. Iblis ini adalah makhluk yang paling jahat dari atau lem paling jahat ini terjahat yang terjahat pokoknya paling jahat. Nah diantara iblis-iblis ini ada yang paling menonjol tapi bukan bakat aja.
Ahh jayus... mereka adalah 7 Pangeran neraka. mereka adalah otoritas tertinggi di neraka kekuasaannya jauh diatas iblis dan Fallen Angels lainnya. Sebenarnya iblis-iblis ini adalah malaikat yang jatuh bareng Lucifer pas memberontak menentang Tuhan dan menciptakan perang di surga. Jadi mereka tadinya tuh Earth Angeles, cuman setelah jatuh dari surga hilanglah kasih karunia. Masing-masing makhluk pun berubah menjadi iblis keji yang mengerikan.
Mereka jadi rekan dan mereka juga merupakan rival dari tujuh malaikat agung. Setelah perang surga full Angeles yang jadi iblis mutusin bahwa mereka butuh bentuk pemerintahan dan pengen berkuasa. mereka saling bersaing tapi enggak diragukan lagi yang paling berkuasa pada saat itu adalah pemimpin dari para Fallen Angeles Lucifer. dia bikin yang lain tunduk dihadapannya. dia juga pengaruh iblis lainnya pakai bujukan suap dan intimidasi. selama bertahun-tahun neraka diorganisir sama Lucifer. Dia bikin dewan yang disebut 7 pangeran dimana 7 Pangeran terkemuka ini bakalan memerintah atas wilayahnya masing-masing.
Tiap Pangeran bertanggungjawab atas rakyat dan tanah mereka sendiri. seiring Waktu mereka tumbuh kuat dan menguasai seluruh neraka. seperti yang kebanyakan dari kita tahu neraka ini adalah tempat yang mengerikan isinya adalah rasa sakit dan penderitaan forever selama-lamanya. Jiwa yang masuk ke neraka ditakdirkan untuk menderita selamanya tanpa henti. Dalam beberapa variasi Lucifer adalah rajanya, tapi dalam versi lain setan lah penguasa sejati, Lucifer jadi yang kedua wakilnya akhirnya setan memulai pembalasan terhadap Tuhan dengan menggoda manusia untuk berbuat dosa, digoda lah manusia dengan masing-masing dari tujuh Pangeran menjadi representasi fisik dari tujuh dosa mematikan, yaitu kesombongan, murka, keserakahan, kerakusan, iri hati, nafsu dan kemalasan.
Meskipun Gak disebutin secara expressed dalam kitab suci, Tapi banyak sarjana yang coba ngulik ide yang menarik ini selama 600 tahun terakhir. Pitter band spelt mengklasifikasikan ke 7 ini dari tujuh dosa mematikan. fitur beanspot sendiri adalah seorang Uskup Jerman dan seorang sarjana agama yang lahir di Jerman pada tahun 1945 dia dianggap sebagai orang yang cerdas ahli dalam agama dan unsur supranaturalnya. dia menulis sebuah karya berpengaruh berjudul the Confessions of works and which tahun 1589 yang berisi pengakuan dari orang-orang yang diduga sebagai penyihir di kekacauan tentang penyihir ini dia menerbitkan daftar iblis yang dia yakini sebagai Pangeran atau penguasa neraka. Menurut Bens well 7 dosa mematikan itu lebih dari sekadar kejahatan yang mematikan, dia percaya dibalik dari masing-masing dosa ini sebenarnya ada iblis. Jadi siapa aja iblis-iblis itu?
1. Yang pertama so pasti adalah yang paling terkenal yaitu Lucifer, kesombongan adalah salah satu dari tujuh dosa mematikan dari hukum Abraham dan merupakan yang paling keji dari tujuh dosa karena merupakan sumber dari dosa lainnya. Keinginan untuk jadi lebih penting dari pada orang lain, kepengen orang lain gagal dan susah buat ngakuin prestasi dan pekerjaan baik orang lain juga cinta yang berlebihan terhadap diri sendiri. Lucifer terkenal sebagai makhluk yang paling indah dari semua makhluk surgawi dan karena di punya begitu banyak kualitas dia pun jadi sombong. Lucifer ini adalah salah satu malaikat yang jatuh dari surga terkenal sebagai The Fallen Angel kesombongannya tuh Wahid banget diatas rata-rata makanya di sampai halus. Dia percaya bahwa dirinya setara dengan Tuhan maka dari itu dia bisa memerintah surga. tapi pemberontakannya melawan penciptanya gagal. pasukannya dikalahin sama pasukan bala te
adalah julukan nenek moyang bangsa jin yang memiliki nama asli Azazil, ia makhluk pertama yang membangkang perintah Allah untuk bersujud di depan Adam dan tokoh ini dikenal dalam ajaran agama samawi.dan berikut iblis-iblis yang mewakili 7 dosa manusia :
1. Lucifer (Pride/Kebanggan)
Dalam bahasa Latin, kata "Lucifer" yang berarti "Pembawa Cahaya" (dari lux, lucis, "cahaya", dan "ferre", "membawa")adalah sebuah nama untuk "Bintang Fajar" (planet Venus ketika muncul pada dini hari). Lucifer menurut kisah-kisah dulunya adalah malaikat, namun akhirnya diturunkan ke bumi karena menentang Tuhan, yang ketika itu mulai menciptakan Adam. 2. Mammon (Greed/Keserakahan)
Mammon adalah iblis keserakahan, kekayaan dan ketidakadilan. Orang-orang yang menyembah Mammon yang setara dengan orang-orang rakus pada uang. Nah gambar di atas memperlihatkan Mammon sedang menahan uang/harta di pangkuannya (itu artinya pelit) dan menginjak kepala seseorang (itu bisa diartikan menginjak penyembahnya atau bisa pula sedang menginjak orang lain untuk kekayaannya). 3. Asmodeus (Lust/Nafsu seks berlebihan)
Asmodeus adalah setan nafsu dan karena itu bertanggung jawab untuk memutar hasrat seksual orang. Dikatakan bahwa orang yang jatuh ke cara Asmodeus akan dihukum selamanya di neraka tingkat kedua. Dia membawahi tujuh puluh dua pasukan setan di bawah komandonya. Dia adalah salah satu raja neraka di bawah Lucifer. Dia digambarkan muncul dengan tiga kepala, yang pertama adalah seperti banteng, yang kedua seperti laki-laki dengan mahkota, dan yang ketiga seperti domba jantan. Dia memiliki ekor ular, dan dari mulutnya mengeluarkan api. Selain itu, ia duduk di atas sebuah neraka naga dan memegang tombak. 4. Leviathan (Envy/Iri hati)
Leviathan adalah salah satu dari tujuh pangeran dari neraka dan pintu neraka ada di mulutnya (Hellmouth). Leviathan identik dengan rakasa laut besar. Leviathan adalah salah satu setan yang dikatakan untuk menggoda laki-laki dalam melakukan penghujatan. Penghujatan ini bisa diartikan karena alasan dendam yang timbul karena iri atau dengki dengan sesuatu hal. 5. Beelzebub (Gluttony/Rakus makan)
Beelzebub adalah nama dari salah satu dari tujuh raja neraka dan digambarkan sebagai dewa lalat. Dia mengajak seseorang untuk makan banyak, mahal, rakus, dan pilih-pilih makanan. Dosa ini kelihatan kecil, karena hanya masalah makan, tetapi ernyata menjadi dosa yang besar. 6. Satan/Amon (Wrath/Kemarahan)
Dia adalah perwujudan dari antagonisme yang berasal dari agama-agama Abrahamik. Dia memunculkan kemarahan yang akhirnya bersifat detruktif dan menimbulkan dosa. Contoh dari akibat dari dosa ini adalah membunuh (bisa juga membunuh orang lain buat pemujaan). Namun yang paling berat dari dosa ini adalah bunuh diri. 7. Belphegor (Sloth/Kemalasan)
Belphegor digambarkan dalam dua model berbeda: sebagai seorang wanita muda yang cantik ketika di dunia atau sebagai iblis berjenggot mengerikan dengan tanduk dan kuku yang tajam. Dia sering dikatakan juga sebagai iblis kekayaan yang didapat dengan licik. Dia mendorong seseorang untuk mendapatkan kekayaan dengan cara mudah dan jika perlu dengan menipu. Sebagai contoh adalah korupsi. Nah, setelah kaya maka waktunya untuk bermalas-malasan tanpa bekerja. Kemalasan, bagi kita biasanya bisa menjadi sebuah kebiasaan. contoh paling mudah adalah menunda pekerjaan dan terus mencari pekerjaan yang mudah dengan hasil yang besar.
Tujuh Dosa Mematikan (bahasa Inggris: Seven Deadly Sins) merupakan pengelompokan dan penggolongan atas dosa-dosa atau tindakan-tindakan tercela dalam ajaran Kekristenan,[1] meskipun tidak disebutkan secara eksplisit dalam Alkitab. Suatu sifat, tingkah laku, tindakan, atau kebiasaan digolongkan dalam kelompok ini jika hal-hal tersebut secara langsung menimbulkan dosa-dosa, tindakan-tindakan tercela, atau kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya.[2] Sebagai contoh, seseorang yang membiarkan dirinya terus dikuasai kemarahan dapat melakukan balas dendam dengan cara membunuh, seseorang yang dikuasai ketamakan dapat melakukan korupsi (mencuri) jika ada kesempatan. Membunuh, mencuri, dan dendam merupakan dosa-dosa akibat yang ditimbulkan oleh kemarahan dan ketamakan yang merupakan dosa-dosa pokok.
Berdasarkan daftar baku yang umum dewasa ini, 7 dosa pokok terdiri dari kesombongan, ketamakan, kemarahan (KGK: kemurkaan), iri hati (KGK: kedengkian), hawa nafsu (KGK: percabulan), kerakusan, dan kemalasan (KGK: kelambanan atau kejemuan). Masing-masing dari dosa pokok tersebut berlawanan dengan masing-masing kebajikan (virtues). Konon, dosa-dosa atau kecelaan-kecelaan pokok ini merupakan lawan dari kebajikan, yang mana diakibatkan oleh kebiasaan-kebiasaan yang melenceng dari kebaikan, yang mengaburkan suara hati dan membuat seseorang cenderung melakukan hal buruk.[2][3] Dosa-dosa pokok ini juga kerap dianggap sebagai bentuk pelanggaran atau tindakan berlebihan atas kemampuan atau nafsu alamiah manusia (misalnya, kerakusan merupakan bentuk penyalahgunaan dari rasa lapar alami akan makan).
Daftar dosa-dosa mematikan mengalami beberapa perkembangan atau penyesuaian sepanjang sejarah. Yang umum digunakan saat ini adalah hasil revisi dari Santo Gregorius Agung (Paus Gregorius I), sebagaimana dituliskan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) #1866.[2][4]
Kesombongan (bahasa Inggris: pride bahasa Latin: superbia) atau kecongkakan atau keangkuhan adalah awal segala dosa; bukan semata-mata berarti bahwa semua dosa berasal dari kesombongan, tetapi karena semua dosa secara alami timbul dari kesombongan. Santo Thomas Aquinas yang menyatakan hal tersebut menjelaskan bahwa meninggalkan Tuhan adalah bagian pertama atau berawal dari kesombongan.[5]
Kesombongan adalah hasrat berlebihan disaat manusia menilai dirinya terlalu tinggi; dalam tahap kepenuhannya manusia menjadikan dirinya sendiri 'tuhan' karena penolakan untuk menundukkan akal budi dan keinginannya pada Tuhan, termasuk tunduk pada mereka yang dalam kewenangan mewakili-Nya. Kesombongan hanya dapat ditundukkan dengan mengembangkan kebajikan/keutamaan yang adalah lawannya, yaitu kerendahan hati.[6][7]
Ketamakan (bahasa Inggris: greed, avarice, bahasa Latin: avaritia), atau keserakahan, adalah keinginan tak terkendali atas materi atau harta duniawi. Dalam Kitab Suci tertulis bahwa orang yang tamak tidak pernah memiliki uang yang cukup dan tidak pernah penghasilannya terpuaskan (Pengkhotbah 5:9).[8] Santo Paulus mengatakan bahwa cinta akan uang adalah akar segala kejahatan dan menyebabkan seseorang dapat menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya sendiri (1 Timotius 6:10); menggambarkan betapa seriusnya dosa pokok ini. Lawan dari dosa ketamakan adalah keutamaan kemurahan hati...[6]
Iri hati (bahasa Inggris: envy, bahasa Latin: invidia) adalah suatu kekecewaan atau kecemburuan atas keuntungan orang lain dan menghendakinya untuk dimiliki sendiri dengan cara yang tidak adil. Sehingga seseorang melakukan dosa berat karena menginginkan yang jahat bagi sesamanya. St Gregorius Agung mengatakan bahwa iri hati menimbulkan kedengkian, fitnah, hujat, kegirangan akan kesengsaraan sesama, dan menyesalkan keberuntungannya. (KGK #2539)[9] Kebajikan yang adalah lawannya adalah kebaikan hati; namun mengingat kesombongan adalah 'ibu dosa' maka kerendahan hati mutlak dibutuhkan juga. (KGK #2540)[10]
Kemarahan (bahasa Inggris: wrath, anger, bahasa Latin: ira) yang dimaksud di sini adalah kemurkaan berupa keinginan untuk membalas dendam. Kemurkaan yang besar sehingga orang ingin membunuh sesama, atau ingin melukainya, adalah kesalahan besar melawan cinta kasih dan merupakan dosa berat (Matius 5:22).[11] St. Thomas Aquinas menyatakan mengenai kemarahan yang diperbolehkan:[12]
"Tidaklah diperkenankan menginginkan pembalasan dendam, dengan suatu maksud jahat, kepada orang yang harus dihukum; tetapi sungguh terpuji jika menginginkan pembalasan dendam berupa suatu perbaikan atas kebiasaan buruk dan untuk mempertahankan keadilan."
Hawa nafsu (bahasa Inggris: lust, bahasa Latin: luxuria) yang dimaksudkan di sini adalah hawa nafsu seksual, entah romantis atau tidak, atau sering diasosiasikan dengan percabulan; suatu hasrat yang berlebihan akan kenikmatan seksual. Ungkapan kebiasaan buruk hawa nafsu menghasilkan dosa berat melawan kemurnian yaitu: perzinaan, masturbasi, perselingkuhan, pornografi, pelacuran, perkosaan. Perjuangan mengatasi hawa nafsu membutuhkan keutamaan kemurnian berupa pembersihan hati dan pengendalian diri..[13]
Kerakusan (bahasa Inggris: gluttony, bahasa Latin: gula) di sini sehubungan dengan hasrat berlebihan akan makanan ataupun minuman. Dalam tulisannya di "Summa Theologiae" St. Thomas Aquinas mengutip kata-kata St. Agustinus ketika menjawab keberatan bahwa kerakusan bukanlah dosa:[14]
"Seseorang yang menikmati daging dan minum lebih dari yang dibutuhkan haruslah mengetahui bahwa hal ini termasuk salah satu dosa ringan."
Kebajikan yang adalah lawan dari kerakusan adalah penguasaan diri dengan berpantang, tindakan nyatanya yaitu berpuasa.[15]
Kemalasan (bahasa Inggris: Sloth, bahasa Latin: acedia) adalah suatu ketidakpedulian yang utamanya berkaitan dengan hal-hal rohani. St Yohanes dari Damaskus, seorang Bapa Gereja dan Pujangga Gereja dari Timur, mendefinisikan kemalasan sebagai suatu kepiluan atau kesusahan hati yang menindas, yang begitu menekan pikiran atau budi seseorang sehingga ia tidak ingin melakukan apa-apa. Kemudian St. Thomas Aquinas menyatakan bahwa kemalasan adalah dosa karena kesusahan hati tersebut menghalangi seseorang untuk berbuat baik; baik kemalasan itu sendiri maupun dampak yang ditimbulkannya adalah jahat.[16] KGK #2094 menyatakan bahwa kejenuhan rohani atau kemalasan rohani dapat mengakibatkan seseorang menolak kegembiraan yang datang dari Allah dan membenci hal-hal ilahi. Kebencian terhadap Allah muncul dari kesombongan sehingga untuk mengatasinya, selain butuh keutamaan ketekunan, mutlak dibutuhkan kerendahan hati.[17] St. Thomas Aquino memahami acedia sebagai “kelelahan” dan “kehabisan energi,” maka “kesenangan-kesenangan” yang baik itu bagaikan kelegaan yang diberikan oleh istirahat bagi tubuh yang lelah.[18] Terapi-terapi lain bagi kesedihan sebagaimana diberikan oleh St. Thomas masih mengikuti pemikiran yang sama: meratap berarti mengakui keterbatasan kita sebagai ciptaan yang ringkih (vulnerable), demikian juga dengan membuka diri terhadap sahabat-sahabat untuk mendapatkan pertolongan, memberikan istirahat bagi tubuh dan pikiran, serta merenungkan indahnya kebenaran-kebenaran dari Tuhan.[19]
Tabel berikut adalah rangkuman seluruh dosa mematikan beserta keutamaan atau kebajikan yang adalah lawannya.
Memperingatkan Manusia dari 7 Dosa Besar Yang Membinasakan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam dengan pembahasan Kitab الدروس المهمة لعامة الأمة (pelajaran-pelajaran penting untuk segenap umat). Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada 29 Ramadhan 1440 H / 03 Juni 2019 M.
Penerjemah: Ustadz Cecep Nurohman, Lc.
Download kajian sebelumnya: Berhati-Hati Dari Dosa Kesyirikan dan Macam-Macam Maksiat
Kesyirikan Dosa Besar Yang Paling Berbahaya
Dan diantara dosa besar yang paling berbahaya adalah dosa kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dosa menyekutukan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendahulukan. Dalam hadits di atas, dosa kesyirikan diantara dosa-dosa yang membinasakan seorang hamba. Karena di dalam bab perintah, yang didahulukan adalah perintah yang paling besar, perintah yang paling agung, yaitu mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka di dalam bab larangan, yang didahulukan adalah larangan yang paling berbahaya yaitu kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّـهِ إِلَـٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّـهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ
“Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan yang lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar dan tidak berzina.” (QS. Al-Furqan[25]: 68)
Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan dosa kesyirikan. karena itulah yang paling besar. Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لَّا تَجْعَلْ مَعَ اللَّـهِ إِلَـٰهًا آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَّخْذُولًا ﴿٢٢﴾
“Janganlah engkau mengadakan Tuhan yang lain disamping Allah Subhanahu wa Ta’ala niscaya engkau akan menjadi tercela dan terhina.” (QS. Al-Isra[17]: 22)
Kemudian setelahnya, barulah Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang beberapa macam larangan. Akan tetapi di ayat tersebut Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan larangan yang bernama kesyirikan. Karena kesyirikan adalah sebesar-besar perkara yang membinasakan seorang hamba. Kesyirikan adalah dosa yang tidak diampuni oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kesyirikan adalah kedzaliman yang paling dzalim. Kesyirikan adalah maksiat yang paling buruk. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ اللَّـهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَاءُ ۚ
“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak mengampuni dosa kesyirikan dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengampuni dosa-dosa yang lain yang levelnya dibawa kesyirikan bagi orang-orang yang Allah kehendaki.” (QS. An-Nisa[4]: 48)
Simak pada menit ke-20:17
Status Program Kajian Tentang Pelajaran Penting untuk Umat
Status program Kajian Tentang Bagaimana Menjadi Pembuka Pintu Kebaikan: AKTIF. Mari simak program kajian ilmiah ini di Radio Rodja 756AM dan Rodja TV setiap ahad & senin pukul 17.00 - 18.00 WIB.